Thursday 25 October 2018

Penyebab dan Cara Mengatasi Penyakit Difteri

Penyakit difteri merupakan infeksi yang dikarenakan bakteri kemudian menyerang pada selaput lendir di hidung serta tenggorokan dan kulit. Penyakit ini memerlukan penanganan yang serius dikarenakan apabila tidak tertolong bisa megakibatkan kematian pada seseorang. Pada data yang ada pada WHO telah tercatat 7.097 kasus difteri telah terjadi di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri wabah ini telah menyerang 3.353 jiwa dengan korban meninggal sebanyak 110 orang.

Cara Mengatasi Penyakit Difteri
Image https://pixabay.com

1. Penyebab Difteri

Penyebab dari penyakit difteri ini adalah dikarenakan bakteri yang bernama corynebacterium diphtheria. Penularan yang dilakuakn oleh virus ini adalah melalui berbagai cara diantaranya adalah terhirupnya percikan ludah ataupun pada saat bersin. Perantara lainnya adalah dikarenakan barang yang sudah terkontaminasi oleh virus mematikan ini.

Cara penularan lainnya adalah melalui sentuhan langsung pada borok yang disebabkan oleh difteri. Hal ini bias terjadi di daerah yang padat penduduk serta memiliki kebersihan kurang terjaga. Bakteri yang menyebabkan difteri ini bisa menghasilkan racun untuk sel-sel sehat pada tenggorokan. Racun yang disebarkan oleh bakteri ini bias menyebar pada organ-organ manusia lainnya seperti ginjal, jantung dan lain-laun.

Penyebaran ini dilakukan dengan dibawa oleh perantara aliran darah di tubuh manusia. Persebaran tersebut bisa berakibat fatal saat merusak system saraf manusia, sehingga jika tidak dilakukan penanganan dengan serius maka bisa mengakibatkan kematian pada penderitanya.

2. Gejala Difteri

Gejala awal pada saat virus memasuki tubuh manusia yakni masa inkubasi mulai dari 2 hingga 5 hari. Berbagai gejala lainnya yang perlu diperhatikan adalah terbentuknya lapisan tipis dengan warna abu-abu ditenggorokan. Lapisan tersebut biasanya menutupi pada bagian amandel dan juga tenggorokan seseorang. Pada daerah tenggorokan juga akan terasa sakit serta suara penderita difteriini bias menjadi serak.

Pilek merupakan salah satu diantara tanda dari penyakit difteri ini, pada awalnya pilek berupa cair, kemudian menjadi kental dan bisa bercampur dengan darah. Demam serta menggigil akan dialami oleh penderita difteri ini, pada pernapasan bisa juga seseorang akan mengalami kesulitan untuk bernafas. Ciri lainnya adalah penderita akan merasakan lemas serta lelah dan juga disertai pembengkakan kelenjar limfa.

3. Pengobatan Difteri

Dokter bias memeriksa seseorang yang diduga mengalami penyakit difteri ini dengan cara menanyakan gejala-gejala pada pasiennya. Langkah berikutnya jika dokter beranggapan bahwa ada kemungkinan terjangkit penyakit difteri maka bias melakukan uji laboratorium. Dokter melakukan pengambilan sampel lendir pada tenggorokan, hidung dan juga ulkus pada kulit untuk diperiksa di laboratorium.

Seseorang yang diduga kuat mengalami penyakit difteri walaupun belum dilakukan uji laboratorium bisa dimasukkan ke ruang isolasi. Tahapan selanjutnya adalah diberikan obat antibiotic serta antitoksin, pada tahapan selanjutnya maka yang dilakukan adalah melanjutkan pemeriksaan di darah. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk memastikan bahwa bakteri telah hilang. Dokter jika masih menemukan bakteri maka akan melakukan tindakan lanjutan.

4. Komplikasi Penyakit Difteri

Penyakit difteri yang tidak bisa diatasi dengan baik bisa mengakibatkan komplikasi berbahaya untuk penderitanya. Kegagalan pernapasan dikarenakan bakteri difteri telah berhasil membentuk membran abu-abu yang menghambat pernapasan. Kerusakan jantung juga bisa terjadi karena toksin dari bakteri difteri telah masuk ke jantung dan mengakibatkan peradangan pada otot jantung. Hal ini tentu bisa berakibat sangat fatal terhadap penderita diantaranya adalah jantung tidak teratur, hingga kematian.
Komplikasi lainnya yang bias diakibatkan dari adanya bakteri penyebab difteri ini adalah kerusakan pada saraf. Hal ini bisa berakibat sangat fatal yakni tidak berfungsinya beberapa bagian tubuh seperti diafragma untuk pernapasan. Dampak lainnya adalah pembengkakan pada saraf tangan serta kaki, pendarahan parah juga bias terjadi atau penyakit kronis seperti gagal ginjal.

5. Pencegahan Difteri

Pencegahan dari penyakit difteri bisa dilakukan dengan cara memberikan vaksin pada manusia. Nama vaksin untuk pencegahan bakteri ini dinamakan DTP yang sudah meliputi difteri, tetanus dan juga pertusis. Vaksin ini bisa biasanya diberikan sebanyak 5 kali dan wajib untuk masyarakat Indonesia. Pemberian vaksin dilakukan saat berumur 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan, 1,5 tahun, dan juga 5 tahun. Pada tahapan selanjutnya adalah saat memasuki 10 dan 18 tahun bisa diberikan vaksin sejenis.


EmoticonEmoticon